Jumat, 10 Desember 2010

MENTARI EMAS

Kusketsa mentari emas yang congkak,
Kokoh berdiri menikam laut,
Meski akan tenggelam di ufuk cakrawala,
Berteman senja nan mulai turun memekat,
Angin seakan mati, lautpun sekonyong terpukau,
Henyak terdiam, hening menyelimuti alam,
Bumi terdiam, sunyi sepi mencekam,
Seakan menunggu keputusan sakral,
Menunggu torehan alam,
Haus tuk melukis sketsa wajah bijaksana,

Mentari emas,
Aku tak habis mengerti,
Mengapa jerit hati mereka seakan tak bersuara,
Ratap jiwa mereka sekan lenyap di telan dahaga,
Dirundung gemuruh gundah gulana tak terperih,

Ratap hatiku coba mengetuk dirimu,
Jelmaan manusia mentari emas,
Mungkin lewat segumal nyanyian,
Aku dapat menyusup kalbumu,

Ku susun huruf, kurangkai kata,
Sekedar menguak jendela hatimu,
Jendela hati kita semua yang mungkin bisa terbuka,

Tuk sekedar mendengar keluh mereka,
Jeritan kecil, manusia-manusia kecil nan renta,
Berwajah kusut masai kala terpanggang getir,
Tinggal di kaki langit, disela pilar rumput yang semakin menghimpit,
Digerus zaman yang mulai tak banyak tuan,
Dikurung berjuta mata yang menatap hilang dan hampa,

Tuhan,
Kuserahkan jiwa raga mereka lewat titah-Mu,
Tuk merubah hitam putih potret kelam tanah ini,
Tuk mengobati pertiwi dan selaksa jiwa manusia,
Yang mulai kerdil menikam tak berhati,
Mulai congkak bersinar bak Mentari Emas nan panas,

Tuhan,
Dengar do’a kami,
Arahkan mata hati mereka,
Yang bermain di  perlehatan negeri ini,
Agar mereka tak selalu tutup mata,
Yang tak mampu mendengar jerit hati perih mereka,
Yang terkalahkan karena keadaan & kondisi,
Yang terabai oleh waktu yang tergerus zaman,
Yang selalu memerah luka, tersiksa kefakiran,
 Karena jejak dibakar sketsa “Mentari Emas”

MAAFKAN AKU SAHABAT KU

WAHAI SAHABAT KU MAAFKAN AKU,
aku menjadi sahabat yang sungguh sangat jahat
mungkin dulu aku menjadi pundak saat kamu merasa sedih
tapi sekarang akulah yang menjadikan kamu bersedih
sungguh aku tak pantas kau sebut sahabat
sahabat maafkan aku.
 hari ini aku telah mencintai kekasih sahabatku sendiri
dan kenapa dia membalasnya.
dan kenapa kamu mengorbankan kebahagiaan untuk aku.
sahabat aku tak ingin menukar senyum seorang sahabat sejati 
dengan senyum seorang kekasih.
sahabatku aku sayang kamu.

CINTA

Alunan kata-katamu,
Membuat aku tertegun mendengarnya,
Hatiku bertaluh rindu,
Adakah kau rasakan perasaan yang sama denganku ?
Adakah kau rasakan keinginan seperti ini juga ?
Aku hanya menginginkan Cinta,
Aku memendam berjuta kerinduan padamu,
Andai kau mengerti,
Kasih sayangku ini hanya untukmu,
Mungkin aku tak mahir berkata-kata,
Mungkin aku tak pandai tuk melukiskannya,
Tapi bila kau rasakan mentari yang hangat,
Bila kau tatap kerlip bintang yang gemerlap,
Itulah gambaran keindahan cintaku,
Yang tulus dari hati ini untukmu,
Percayalah,
Aku tak mungkin bisa melupakanmu meski sekejap,
Karena kaulah dermaga yang terakhir bagiku,
Kasih,
Engkaulah belahan jiwaku,
Karena disisimu kutemukan sejuta kedamaian,
Kuharap,
Semoga secercah sinar kasih yang kau miliki,
Hanyalah untukku,
dan,
Takkan pernah hilang selamanya,
Abadi selamanya !

If it doesn't move, it doesn't meet *Aziz Mukhroni *