Budidaya Tanaman Mentimun
Oleh Liya Nabila S.
Program Studi Manajemen
Agribisnis, Tanaman Pangan dan Holtikultura
SMKN Pertanian Karawang
SMKN Pertanian Karawang
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kegiatan Praktik
Kerja Usaha (PKU) di wajibkan bagi siswa kelas III yang merupakan program
pengajaran pada semester V juga merupakan salah satu syarat untuk menempuh
ujian akhir semester VI pada SMK Negeri Pertanian Karawang. Adapun maksud dari
PKU ini yaitu agar siswa dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari
sekolah dengan kenyataan praktik di lapangan, sehingga dapat menambah
pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa, khususnya dalam bidang agribisnis
dari jenis komoditi tanaman pangan dan hortikultura.
PKU ini berdasarkan atas :
1. SK Menteri RI No. 412/kpts/07.210/7/2001, tentang penyelenggaraan pendidikan menengah di Sekolah Pertanian Pembangunan.
2. Petunjuk pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang di terbitkan oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian Tahun 2002.
3. Petunjuk pelaksanaan kurikulum SPP tahun 2002.
4. Kalender pendidikan SPP tahun pelajaran 2010/2011.
1. SK Menteri RI No. 412/kpts/07.210/7/2001, tentang penyelenggaraan pendidikan menengah di Sekolah Pertanian Pembangunan.
2. Petunjuk pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang di terbitkan oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian Tahun 2002.
3. Petunjuk pelaksanaan kurikulum SPP tahun 2002.
4. Kalender pendidikan SPP tahun pelajaran 2010/2011.
Pengalaman
Praktik Kerja Usaha (PKU) di luar sekolah atau di lapangan sangat membantu
siswa dalam pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada bidang
agribisnis, serta dapat belajar menghayati kehidupan nyata di masyarakat.
Dengan demikian, siswa di harapkan menjadi petani yang memiliki jiwa mandiri
dalam berwirausaha, serta memiliki wawasan agribisnis masa depan.
Berkaitan dengan KP, mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Mentimun berasal dari benua Asia, beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Untuk perkembangan mentimun kebanyakan usahatani mentimun masih dianggap usaha sampingan sehingga rata-rata hasil mentimun secara nasional masih rendah yakni antara 3,5-4,8 ton/hektar.
Peningkatan
produksi dan produktivitas mentimun penting artinya bagi pemenuhan kebutuhan
pasar (konsumen) dalam negeri maupun luar negeri. Bagian tanaman mentimun yang
di manfaatkan yaitu buah muda untuk di jadikan bahan sayuran, misalnya acar dan
lalaban, selain itu mentimun juga sering di manfaatkan untuk kecantikan (sarana
kosmetika), menjaga kesehatan tubuh, serta mengobati beberapa jenis penyakit.
1.2.
Tujuan Praktik Kerja Usaha (PKU)
Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Usaha (PKU) adalah :
1.
Agar siswa-siswi dapat mengetahui
agribisnis budidaya tanaman mentimun baik secara teknis, ekonomis maupun
sosial.
2.
Melatih ilmu
pengetahuan pertanian dan teknologi yang di dapat dari
sekolah untuk di kembangkan atau di praktikan di unit petani atau perusahaan
pertanian yang bergerak di bidang agribisnis.
3.
Melatih siswa untuk
menghayati kehidupan masyarakat dan menguasai diri dalam
berkomunikasi dengan masyarakat.
1.3.
Manfaat Praktik Kerja Usaha (PKU)
Adapun manfaat yang di dapat dalam program pemantapan pengalaman belajar di
unit usaha agribisnis adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengalaman tentang tatacara membudidaya tanaman, khususnya
tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
2. Memupuk sifat mandiri dalam kehidupan masyarakat.
3. Mengembangkan semangat dan rasa tanggungjawab dalam berwirausaha.
4. Dapat mengembangkan ilmu-ilmu yang di dapat dilapangan dan dapat pula di
kembangkan di masyarakat.
5. Dapat mengabdikan diri terhadap masyarakat luas dan dapat berinteraksi
dengan masyarakat yang berada di lokasi PKU secara langsung.
6. Menambah wawasan dalam bidang agribisnis dan wirauasaha.
1.4.
Alasan Pemilihan Judul
Alasan pemilihan judul laporan PKU “Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)” ini berdasarkan
pengalaman yang sudah
dilaksanakan selama Praktik Kerja Usaha (PKU) dan hasil yang di
peroleh sebagai berikut :
1.
Secara teknis, budidaya
tanaman mentimun relatif lebih mudah untuk di budidayakan baik dalam
perawatannya maupun pemasarannya, sehingga dapat di budidayakan dalam skala
kecil ataupun besar.
2.
Secara ekonomis,
permintaan pasar terhadap mentimun cukup tinggi karena permintaan selalu ada
terutama pada bulan-bulan tertentu, seperti perayaan hari-hari besar.
3.
Secara sosial, mentimun
banyak mengandung gizi dan dapat di konsumsi langsung dalam keadaan segar
sebagai lalapan, serta dapat digunakan sebagai bahan untuk perawatan
kecantikan.
II.
PERENCANAAN KEGIATAN
2.1.
Persiapan Kerja Penagalaman (KP)
Sebelum melaksanakan kegiatan kerja pengalaman (KP) maka perlu di buat
perencanaan kegiatan agar memudahkan dalam pelaksanaannya. Penulis terlebih
dahulu melakukan survey langsung ke lapangan disertai pengarahan dan di
lanjutkan ke petani yang berada di lapangan.
Adapun
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan penulis selama berada di lokasi PKU
antara lain :
1. Teknik Produksi
1)
Penyiapan lahan
2)
Pengolahan tanah dan pembuatan guludan.
3)
Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam.
4)
Penyiapan benih.
5)
Penanaman.
6)
Pemeliharaan tanaman.
a.
pengairan
b.
penyulaman
c.
pembumbunan
d.
pemupukan susulan
e.
pemasangan turus
f.
pengikatan sulur tanaman
g.
pengendalian gulma
(penyiangan)
h.
pengendalian hama dan
penyakit
2. Teknik Panen dan Pasca
Panen
3. Pemasaran Hasil
2.2.
Persiapan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM)
Selain melakukan Kerja Pengalaman (KP), penulis juga melakukan kegiatan Integrasi
dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) yang merupakan kegiatan di luar
kegiatan KP yang dilaksanakan oleh siswa bersama masyarakat sekitar.
Adapun rencana kegiatan IPM yang akan dilaksanakan penulis antara lain :
1.
Perkenalan dan
silaturahmi
2.
Kegiatan di masyarakat
3.
Olahraga
4.
Perpisahan
III.
PELAKSANAAN
3.1.
Waktu dan Lokasi
Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung
dari tanggal 10 September 2012 sampai dengan 10 November 2012. Komoditi yang
diusahakan penulis di lokasi PKU adalah usaha budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
Adapun tempat dan lokasi pelaksanaan PKU budidaya tanaman mentimun terletak
di wilayah :
Desa : Karang Pawitan
Kecamatan : Karawang Barat
Kabupaten : Karawang
Letak lokasi PKU di wilayah ini cukup strategis karena dekat dengan jalan
raya yang dapat menghubungkan ke berbagai tempat pemasaran hasil. Luas lahan
yang di gunakan untuk budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2
atau 2 hektar, dengan keadaan geografi di tempat ini adalah :
Suhu udara : 290C
Curah hujan rata-rata : 300mm/bulan
Keadaan dan jenis tanah : berlempung dan
berdraenase baik
Ph tanah : 6 – 7 pH
Topografi : Datar
Ketinggian tempat : 130 m2
Melihat data di atas, dapat di simpulkan bahwa lokasi PKU ini cocok untuk
budidaya tanaman mentimun karena sesuai atau memenuhi syarat tumbuhnya. Selain itu
lahan yang di gunakan di lokasi ini juga bekas tanaman padi, dengan demikian
lahan PKU tersebut cocok untuk di tanami tanaman mentimun karena bukan bekas
tanaman sefamili sehingga tidak terlalu besar volume hama dan penyakit yang
menyerang.
3.2.
Kegiatan-kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis di lokasi PKU meliputi
kegiatan Kerja Pengalaman (KP) yang berkaitan langsung dengan komoditi tanaman
yang di usahakan dan kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM)
sebagai wujud partisipasi dengan masyarakat di sekitar
di lokasi PKU.
3.2.1.
Kegiatan Kerja Pengalaman (KP)
Kegiatan Kerja Pengalaman (KP) yang dilaksanakan di
lokasi praktik kerja usaha (PKU) meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1.
Teknik Produksi
2.
Penanganan Panen dan
Pasca Panen
3.
Pemasaran Hasil
Mentimun atau ketimun atau timun (
Cucumis sativus L ) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga
labu-labuan ( Cucurbiitaceae ) yang diduga berasal dari Asia Selatan yaitu
India, tepatnya di lereng gunung Himalaya.
A. TAKSONOMI TANAMAN MENTIMUN
A. TAKSONOMI TANAMAN MENTIMUN
Kedudukan tanaman
mentimun dalam tatanama tumbuhan, diklasifikasikan Kedalam :
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo
: Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
: Cucumis Sativus L.
B. MORFOLOGI TANAMAN MENTIMUN
B. MORFOLOGI TANAMAN MENTIMUN
Mentimun termasuk tanaman semusim (annual)
yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantara pemegang yang berbentuk
pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta berbuku-buku. Tinggi tanaman
dapat mencapai 50cm - 250cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun.
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian
ujung daun meruncing, serta tumbuh berselang seling keluar buku-buku (ruas)
batang. Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar. Bunga
mentimun berbentuk mirip terompet, mahkota bunganya berwarna putih atau kuning
cerah. Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang,
bentuk buah bulat panjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang
berbintil-bintil ada pula yang halus. Warna kulitnya antara hijau
keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap.
Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwarna putih atau putih
kekuning-kuningan sampai coklat. Biji dapat digunakan sebagai alat perbanyakan
tanaman.
C. KEGUNAAN TANAMAN MENTIMUN
Bagian tanaman
mentimun yang paling banyak dijadikan bahan sayuran adalah buah muda. Buah
mentimun muda dapat di buat acar, pencampuran lotek (gado-gado), asinan dll.
Kegunaan mengonsumsi buah mentimun muda, selain menambah cita rasa makan juga
mengandung gizi cukup tinggi untuk kesehatan tubuh, dan juga sering digunakan
sebagai perawatan kecantikan.
1. Teknik Produksi
1. Teknik Produksi
A. Syarat Tumbuh
Sebelum
melakukan budidaya pada tanaman mentimun, perlu diketahui syarat tumbuh yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Khususnya tanaman mentimun, dimaksudkan agar
tanaman tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi serta berkembang dengan baik
sehingga produksi hasilnya meningkat.
1)
Syarat
Iklim
·
Daerah : Tropis -
SubTropis
·
Ketinggian
tempat : 100 m2 –
900 m2
·
Sinar
matahari : 90%
·
Kelembapan : 80% - 85%
·
Curah
hujan : 200mm – 400mm/bulan
·
Suhu : 210C
– 300C
2)
Syarat
Tanah
Tanah
yang digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama
dan penyakit serta memilki pH antara 6 – 7. Di tanam pada tanah bertekstur lempung
yang baik draenasenya.
B. Teknik Budidaya Tanaman Mentimun
1)
Penyiapan
Lahan
Lahan
yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2
(2 Ha). Dengan tempat yang stategis dan akses air yang mudah. Tujuan
penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal
yang dilakukan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu lahan yang akan
digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak berguna agar
tidak menjadi sarang penyakit.
2)
Pengolahan
tanah dan Pembuaan Guludan
Pengolahan
tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara di cangkul sedalam 30 cm,
dengan menggunakan Tenaga Kerja Manusia. Tanah yang diolah terlebih akan
memudahkan akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan
dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan guludan dengan ukuran lebar
60 cm, panjang 30 m, tinggi 30 cm dan lebar parit adalah 80 cm. Setelah
terbentuk guludan taburkan pupuk dasar Phonska 500 kg/Ha diatas guludan secara
merata. Kemudian tutup pupuk tersebut dengan cara membalikan tanah sambil di
gembur-gemburkan lalu guludan dirapihkan kembali.
3)
Pembuatan
jarak tanam dan Lubang tanam
Setelah pengolahan lahan selesai dilakukan tahap
selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran 30 cm x 140 cm (jarak dalam
barisan x jarak antar guludan) dan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3 –
5 cm.
4)
Penyiapan
benih
Benih
mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun (Cucumis sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih
yang baik :
·
Benih
murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
·
Besar
biji seragam dan bernas
·
Daya
kecambah tinggi > 85%
·
Resisten
terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m2 (2
Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya 800 biji.
5)
Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan
sistem Tabela (Tanam Benih Langsung) di lahan pertanaman. Setelah menentukan
jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun ke dalam
lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit tanaman
yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk
pemeliharaan tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk
kompos dengan dosis 500 kg/Ha hingga
hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 25
kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.
6)
Pemeliharaan
tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis pada
tanaman mentimun meliputi kegiatan :
a.
Penyiraman/Pengairan
b.
Penyulaman
c.
Pembumbunan
d.
Pemupukan
susulan
e.
Pemasangan
turus
f.
Pengikatan
sulur tanaman
g.
Pengendalian
gulma (penyiangan)
h.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
a.
Penyiraman/Pengairan
Penyiraman pada
tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dan di
leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan
sore) terutama pada fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat setelah penanaman
sampai berumur ± 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi, dan agar tanamannya
tumbuh segar dan bersih.
Sedangkan pengairan
berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan menggenangkan air ke
parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali
sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada
fase pembungaan dan pembuahan kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya
abnormal (bengkok).
b.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan
pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit yang tidak tumbuh
atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya agar
selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak
terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan
populasi tanaman perluas lahan.
c.
Pembumbunan
Kegiatan ini
dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara menambahkan tanah
lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan pembumbunan yaitu
agar tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta
perakarannya kuat.
d.
Pemupukan
susulan
Pemupukan susulan
yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat
pertumbuhan tanaman baik vegetatif
maupun generatif. Pemupukan
susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang
digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara
25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah tercampur larutkan dalam air
dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air).Pemupukan
susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst
yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan
pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha,
karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.
e.
Pemasangan
turus
Pemasangan turus
lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu pada saat tanaman
berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah kanan dan kiri lubang
tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk
segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya
tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penopang buah yang letaknya
bergelantungan.
f.
Pengikatan
sulur tanaman
Pengikatan sulur
tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman pada turus menggunakan
alang-alang. Kegiatan ini dimaksudkan agar perambatan sulur tanaman mntimun
teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya.
g.
Pengendalian
gulma (penyiangan)
Setelah tanaman
berumur ±18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput disabit
lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah
guludan. Tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi
persaingan untuk mendapatkan unsur hara, serta agar tumbuh akar-akar baru pada
tanaman mentimun.
h.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Hama
a)
Oteng-oteng
(Aulocophora similer Oliver)
-
Ciri-ciri :
Berapa kumbang daun kecil yang panjangnya ±1 cm,bersayap warna kuning polos dan mengkilap.
-
Gejala
: Merusak dan memakan daging
daun, sehingga
daun bolong-bolong dan pada serangan
berat daun akan tinggal tulang daunnya saja.
- Pengendalian : Dengan melakukan pergiliran tanaman. Waktu tanam yang serempak (bersama) dan disemprot
dengan insektisida seperti Confidor 50 WP dosis 2 bungkus/hektar (1 bks =
100gr) dalam satu kali penyemprotan.
b)
Ulat
grayak (Spodoptera litura)
- Ciri - ciri : Ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan
garis hitam melintang di bagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman
dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang tubuh di bagian samping
disertai bintik hitam.
- Gejala :
serangan ringan mengakibatkan daun-daun
berlubangbekas
gigitan ulat, sedangkan serangan berat
dapat
mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
- Pengendalian :Sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman
serta di semprot dengan menggunakan Atabron 50 EC dosis 1 botol/hektar (1 btl =
200 ml) dalam satu kali penyemprotan.
c)
Tikus
(Rattus-rattus Sp)
-
Ciri - ciri : panjang dari hidung sampai ujung
ekor antara 270mm - 370mm. Memakan segala jenis tanaman baik yang
lahan
pertanaman maupun yang di gudang, Aktif pada
malam
hari, Warna badan kelabu gelap, sedang bagian
dada
dan perutnya berwarna keputih-putihan.
-
Gejala :
terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang diserang.
-
Pencegahan :
dengan memasang plastik hama disekeliling lahan pertanaman.
-
Pengendalian :
dengan cara sanitasi lahan,dan disemprot dengan Koping plus dengan dosis 3
bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
Penyakit
a)
Penyakit
tepung (Powdery mildew)
-
Penyebab :
Cendawan Erysiphe cichoracearum DC
-
Gejala :
Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung. Kemudian
berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati.
- Pengendalian : Secara kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut
tanaman yang terserang cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran
dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
b) Penyakit bercak daun
bersudut
-
Penyebab
: Bakteri
Pseudomonas lachrymans carsner
-
Gejala : Daun terdapat bercak-bercak
kecil berwarna kuning dan bersudut-sudut karena dibatasi tulang-tulang daun dan
pada buah akan menimbulkan busuk buah.
- Pengendalian : Dengan
melakukan pergiliran tanaman serta di Semprot dengan mengggunakan Bactocyn 150
AL dengan dosis 1 botol/hektar dalam satu kali penyemprotan.
c) Penyakit busuk buah
-
Penyebab : Cendawan Rhizopus Sp
-
Gejala : Terdapat bercak
kebasah-basahan, lunak pada kulit buah, kemudian membesar dan mengendap serta di
tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
-
Pengendalian : Pengendalian secara kultur teknis dengan
menghindari luka mekanis pada buah sewaktu dikebun maupun saat panen. Selepas
panen,penanganan hasil berikutnya dilakukan secara hati-hati agar buah mentimun
tidak memar, rusak atau luka-luka dan simpan dalam wadah yang bersih. Pengendalian
secara kimia disemprot dengan Bactocyn 150 AL.
d) Penyakit busuk daun
(Downy mildew)
-
Penyebab : Cendawan Pseudoperonospora
-
Gejala : Pada daun terdapat
bercak-bercak kuning bersudut. Bila keadaan cuaca lembab, pada sisi bawah
bercak terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun yang
diserang akan berubah menjadi coklat membusuk.
-
Pengendalian : Memperbaiki draenase tanah, mengurangi
kelembaban kebun dengan cara memperbaiki jarak tanam, dan secara kimia disemprot dengan Sinon 70 WP (1
bks = 1kg) dosis 0,5 kg/hektar dalam satu kali penyemprotan.
2. Penanganan Panen dan Pasca Panen
2. Penanganan Panen dan Pasca Panen
1)
Panen
Panen
buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan
setiap hari secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan
dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual menggunakan tangan.
Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah berwarna hijau muda
cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.
2)
Pasca
Panen
Buah
mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di
tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen
buah mentimun meliputi :
a.
Buah
hasil panen dikumpulkan
b.
Penimbangan
c.
Buah
siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)
3. Pemasaran Hasil
3. Pemasaran Hasil
Setelah
dilakukan pemanenan, buah mentimun di jual langsung ke pedagang pengumpul
(tengkulak) tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu produksi berkurang dan
buah yang di hasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang
dating ke kebun, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya kerugian. Jika digambarkan dalam rantai tata niaga adalah sebagai
berikut :
Produsen – Pengepul –
Pengecer Konsumen
3.2.2. Kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat
(IPM)
Jadwal Kegiatan
Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) yang dilakukan oleh penulis
selama melaksanakan PKU di lapangan dapat di lihat pada lampiran 2 halaman 39.
3.3. Analisa Usahatani dan Tataniaga
3.3.1. Analisa Usahatani
Sebelum menganalisa secara ekonomi tentang usaha dan
tataniaga meneliti tanaman mentimun, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan data
teknis budidayanya. Usaha ini berlangsung selama 1 MT (Musim Tanam) selama 2
bulan. Adapun data teknisnya adalah sebagai berikut :
-
Luas
Lahan : 20.000 m2
Dari luas lahan tersebut kemudian dibuat guludan ukuran
30 m x 60 cm dngan lebar parit 80 cm. Lebar parit yag 80 cm tersebut bertujuan
agar petani lebih mudah melakukan pemeliharaan tanaman.
-
Luas
bedengan = panjang x
lebar
= 30 m x 0,6 m
= 18 m2
Karena jumlah guludan ada 667
guludan maka luas efektifnya :
-
Luas
efektif = 18 m2
x 667 guludan
= 12.006 m2
-
Jarak
tanam = jarak dalam
guludan x jarak antar guludan
= 0,3 m2 x 1,4 m2
= 0,42 m2
-
Populasi
tanaman = Lahan efektif x bibit yang dipelihara
Jarak tanam
= 12.006 m2 x 1
0,42 m2
= 28.586 tanaman
-
Produksi
total = 48.322 kg
-
Produksi
rata-rata = Produksi
total
Populasi
tanaman
= 48.342 kg
28.586
tanaman
= 1,7 kg/tananaman
1. Input
1. Input
Input atau biaya
adalah nilai-nilai korbanan ekonomis yang tidak dapat dihindari atau
diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat diperkirakan dan dapat di ukur untuk menghasilkan suatu
produk.
Input total
= Biaya variabel total + Biaya tetap total
= Rp. 34.320.120 + Rp. 9.489.354,12
= Rp. 43.809.474,12
Berikut ini
merupakan rincian biaya variabel total dan biaya tetap total yang dikeluarkan
untuk membiayai usaha budidaya mentimun di lokasi PKU, dengan rincian sebagai
berikut:
1.)
Biaya
variabel
Biaya
variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan besaran
produksi. Adapun biaya variabel total pada usaha budidaya tanaman mentimun,
meliputi :
a.
Sarana
produksi =
Rp. 18.123.000,-
b.
Tenaga
kerja tidak tetap =
Rp. 14.030.000,-
c.
Biaya
bunga modal pertanaman =
Rp. 1.286.120,-
d.
Biaya
lain-lain =
Rp. 831.000,-
Jumlah
biaya variabel total =Rp. 34.320.120,-
2.)
Biaya
tetap
Biaya tetap adalah biaya besar kecilnya
tidak tergantung oleh besaran produksi. Adapun biaya tetap pada usaha budidaya
mentimun meliputi :
a.
Biaya
lahan =Rp. 7.200.000,-
b.
Biaya
alat / bangunan =Rp.
2.289.354,12,-
Jumlah
biaya tetap total =Rp. 9.489.354,12,-
2.
Output
Output atau
penerimaan adalah nilai seluruh hasil yang diperoleh dari suatu usaha (Rp).
Output atau penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah total hasil
panen dengan harga jual rata-rata.
Adapun penerimaan
total dari usaha mentimun adalah :
Produksi total = 48.322 kg Output total =Rp. 51.438.500,-
3. Pendapatan pengelola
Produksi total = 48.322 kg Output total =Rp. 51.438.500,-
3. Pendapatan pengelola
Pendapatan pengelola
atau keuntungan adalah nilai seluruh penerimaan tota dikurangi seluruh biaya
produksi total.
Pendapatan
Pengelola = Output total –
Input total
= Rp.
51.438.500 - Rp. 43.829.474,12
= Rp. 7.629.025,88,-
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tanaman mentimun menguntungkan,
karena penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Pendapatan
Keluarga
-
Pendapatan
pengelola =
Rp. 7.629.025,88,-
-
Upah
tenaga kerja keluarga tani =
Rp. 350.000,-
-
Bunga
modal milik sendiri = Rp. 1.286.120,-
Jumlah total =
Rp. 9.265.145,88,-
4. O/I Ratio
4. O/I Ratio
Dengan o/i ratio ini
kita dapat mengetahui perbandingan antara besarnya biaya dengan besarnya penerimaan yang akan diperoleh. Dengan
demikian, maka kita dapat mengatur berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk
memodali agribisnis tersebut.
Bila o/i ratio
-
o/
i > 1, maka usaha tersebut untung
-
o/i = 1, maka usaha tersebut tidak untung tidak
rugi
-
o/i < 1, maka usaha tersebut rugi
O/I Ratio Mentimun
O/I Ratio Mentimun
= Output
total
Input total
= Rp. 51.438.500,-
Rp. 43.809.474,12,
= 1,17
Karena nilai o/i
ratio = > 1, maka usaha tani tersebut
adalah menguntungkan, artinya dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1, maka
akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,17.
5. Break event point (BEP) / Titik impas
5. Break event point (BEP) / Titik impas
Penggunaan
analisa BEP adalah untuk mengetahui dan mengatur beberapa :
-
Harga
jual
-
Biaya
tetap dan biaya variabel
-
Penerimaan
dan keuntungan
-
Volume
produksi dan volume penjualan, serta
-
Luas
lahan atau skala usaha
1.)
BEP
Produk
BEP
Produk digunakan untuk mengetahui titik impas produksi (kg) dari produksi total
(kg) yang dihasilkan dari suatu agribisnis.
BEP Produk :
= Biaya tetap total
Harga jual – Biaya variabel satuan
=
Rp. 9.489.354,12
Rp. 1.064,49/kg – Rp 710,24
=
Rp. 9.489.354,12
Rp. 354,25
= 26.787,16 kg
Dari hasil analisa dan perhitungan dengan menggunakan
rumus diatas, diperoleh hasil sebagai berikut :
-
BEP
Produk = 26.787,16 kg
-
Produksi
total = 48.322 kg
Artinya dari produksi total mentimun
sebanyak 48.322 kg, sudah tercapai titik impas pada
produksi 26.787,16 kg.
2.)
BEP
Nilai
BEP Nilai digunakan untuk mengetahui titik impas nilai
hasil (Rp) dari seluruh jumlah nilai (Rp) yang dihasilkan dari suatu
agribisnis.
BEP Nilai :
= Biaya tetap total
1-
Biaya
variabel satuan
Harga jual
= Rp. 9.489.354,12
1-
Rp. 710,24
Rp 1.064,49/kg
=
Rp. 9.489.354,12
1
- 0,7
=
Rp. 9.489.354,12
0,3
= Rp.
31.631.180,4,-
Dari analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus
diatas, diperoleh hasil sebagai berikut :
-
BEP
Nilai = Rp. 31.631.180,4,-
-
Nilai
total = Rp. 51.438.500,-
Artinya dari penerimaan total mentimun sebanyak Rp.
51.438.500,- sudah tercapai titik impas penerimaan sebesar Rp. 31.631.180,4,-
3.3.2. Analisa
Tataniaga
Analisa
tataniaga digunakan unuk mengetahui mata rantai tataniaga mentimun yang
dilakukan petani dan para pelaku ekonomi lainnya, juga untuk mengetahui
beberapa biaya pemasaran mentimun yang dikeluarkan petani. Hasil panen menimun
dijual ke pedagang
pengumpul tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu pada saat produksi
berkurang dan buah yang dihasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke
pengecer yang datang ke kebun. Atau melalui rantai
tataniaga seperti telah dijelaskan sebelumnya
IV.
MASALAH DAN
PEMECAHAN MASALAH
4.1.
Masalah
Masalah yang dihadapi penulis selama
melaksanakan PKU Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
yaitu :
1.
Penyakit
Bercak Daun yang menyerang daun muda dan tua.
2.
Gulma
yang tumbuh pada sekitar tanaman.
3.
Keadaan
cuaca yang tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman mentimun.
4.2.
Pemecahan Masalah
Pemecahan
masalah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran tanaman
serta di semprot dengan Bakterisida Bactocyn 150 AL.
2.
Untuk
gulma dapat dilakukan dengan cara memakai MPHP.
3.
Untuk
keadaan cuaca dilakukan dengan cara tidak menanam mentimun pada saat cuaca
extrim (cuaca tidak mendukung).
V.
PROSPEK PENGEMBANGAN
USAHA
Prospek pengembangan usaha tanaman
mentimun (Cucumis sativus L) semakin
hari semakin baik pemasarannya karena buah mentimun banyak digemari oleh
masyarakat luas. Budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah untuk dibudidayakan
karena tanaman mentimun memiliki daya adaptasi yang tinggi baik di daratan
rendah maupun daratan tinggi serta hasil produksi yang banyak.
Buah mentimun pun mempunyai peranan
yang cukup besar terhadap peningkatan pendapatan maupun tarap hidup petani dan
pelengkap kebutuhan pangan masyarakat. Yang membuat petani mempunyai prospek
peluang pasar sangat cerah dan terbuka lebar bagi setiap petani khususnya
petani mentimun.
Bahkan pada saat ini mentimun tidak
hanya dipakai sebagai lalaban, tetapi dapat juga dijadikan bahan baku acar dan
salad. Dan dapat dijadikan campuran bahan dasar kosmetik. Dari uraian di atas
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa tanaman entimun memiliki pengembangan
usaha yang cukup luas karena selain menguntungkan bagi petani dalam
pemasarannya juga bagi para pengusaha acar, salad, kosmetik dan lain-lain.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kegiatan PKU
komoditi tanaman mentimun dapat disimpulkan bahwa :
1.
Secara
teknis, mentimun merupakan tanaman mudah dibudidayakan, karena tidak memerlukan
perlakuan secara khusus hanya memerlukan keuletan dan ketelitan.
2.
Secara
ekonomi, dilihat dari analisa usaha budidaya tanaman mentimun cukup
menguntungkan apabila dijadikan usaha.
3.
Secara
sosial, mampu menyerap tenaga kerja, dan juga mampu meningkatkan nila gizi bagi
masyarakat.
6.2. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas,
penlis mencoba memberikan saran terhadap pelaksanaan usaha budidaya tanaman
mentimun, antara lain :
1. Walaupun secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan, namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu mengandalkan pengendalian secara kimiawi.
2. Walaupun secara ekonomis para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untung ruginya suatu usaha
3. Walaupun secara sosial usaha budidaya tanaman mentimun bermanfaat bagi masyarakat, namun terlebih dahulu perlu diberikan pengarahan tentang budidaya tanaman mentimun dengan baik.
1. Walaupun secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan, namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu mengandalkan pengendalian secara kimiawi.
2. Walaupun secara ekonomis para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untung ruginya suatu usaha
3. Walaupun secara sosial usaha budidaya tanaman mentimun bermanfaat bagi masyarakat, namun terlebih dahulu perlu diberikan pengarahan tentang budidaya tanaman mentimun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Endah lestari, Cucu.2010.”Budidaya
Tanaman Mentimun”. Karawang.
Haerunisa.2011.”Budidaya Tanaman
Mentimun”. Karawang.
Nakim.2011.”Budidaya Tanaman
Mentimun”. Karawang.
Rukmana, Rahmat.1996.”Budidaya
mentimun”. Kanisius : Yogyakarta.
SUMBER :http://puskoptankarawang.blogspot.com/2013/01/budidaya-tanaman-mentimun.html#.UyEE3s7Dsp8