Rabu, 12 Maret 2014

Budidaya Tanaman Mentimun (Program Studi Manajemen Agribisnis, Tanaman Pangan dan Holtikultura )

Budidaya Tanaman Mentimun


  Oleh Liya Nabila S. 
Program Studi Manajemen Agribisnis, Tanaman Pangan dan Holtikultura
SMKN Pertanian Karawang
I.             PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
       Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) di wajibkan bagi siswa kelas III yang merupakan program pengajaran pada semester V juga merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir semester VI pada SMK Negeri Pertanian Karawang. Adapun maksud dari PKU ini yaitu agar siswa dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari sekolah dengan kenyataan praktik di lapangan, sehingga dapat menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa, khususnya dalam bidang agribisnis dari jenis komoditi tanaman pangan dan hortikultura.
PKU ini berdasarkan atas : 
1. SK Menteri RI No. 412/kpts/07.210/7/2001, tentang penyelenggaraan pendidikan menengah di Sekolah Pertanian Pembangunan. 
2.     Petunjuk pelaksanaan Praktik Kerja Usaha (PKU) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang di terbitkan oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian Tahun 2002. 
3.     Petunjuk pelaksanaan kurikulum SPP tahun 2002. 
4.     Kalender pendidikan SPP tahun pelajaran 2010/2011.
Pengalaman Praktik Kerja Usaha (PKU) di luar sekolah atau di lapangan sangat membantu siswa dalam pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada bidang agribisnis, serta dapat belajar menghayati kehidupan nyata di masyarakat. Dengan demikian, siswa di harapkan menjadi petani yang memiliki jiwa mandiri dalam berwirausaha, serta memiliki wawasan agribisnis masa depan.

Berkaitan dengan KP, mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Mentimun berasal dari benua Asia, beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Untuk perkembangan mentimun kebanyakan usahatani mentimun masih dianggap usaha sampingan sehingga rata-rata hasil mentimun secara nasional masih rendah yakni antara 3,5-4,8 ton/hektar.
Peningkatan produksi dan produktivitas mentimun penting artinya bagi pemenuhan kebutuhan pasar (konsumen) dalam negeri maupun luar negeri. Bagian tanaman mentimun yang di manfaatkan yaitu buah muda untuk di jadikan bahan sayuran, misalnya acar dan lalaban, selain itu mentimun juga sering di manfaatkan untuk kecantikan (sarana kosmetika), menjaga kesehatan tubuh, serta mengobati beberapa jenis penyakit.
1.2.        Tujuan Praktik Kerja Usaha (PKU)
Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Usaha (PKU) adalah :
1.     Agar siswa-siswi dapat mengetahui agribisnis budidaya tanaman mentimun baik secara teknis, ekonomis maupun sosial.
2.     Melatih ilmu pengetahuan pertanian dan teknologi yang di dapat dari sekolah untuk di kembangkan atau di praktikan di unit petani atau perusahaan pertanian yang bergerak di bidang agribisnis.
3.     Melatih siswa untuk menghayati kehidupan masyarakat dan menguasai diri dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
1.3.        Manfaat Praktik Kerja Usaha (PKU)
Adapun manfaat yang di dapat dalam program pemantapan pengalaman belajar di unit usaha agribisnis adalah sebagai berikut :
1.     Mendapatkan pengalaman tentang tatacara membudidaya tanaman, khususnya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
2.     Memupuk sifat mandiri dalam kehidupan masyarakat.
3.     Mengembangkan semangat dan rasa tanggungjawab dalam berwirausaha.
4.     Dapat mengembangkan ilmu-ilmu yang di dapat dilapangan dan dapat pula di kembangkan di masyarakat.
5.     Dapat mengabdikan diri terhadap masyarakat luas dan dapat berinteraksi dengan masyarakat yang berada di lokasi PKU secara langsung.
6.     Menambah wawasan dalam bidang agribisnis dan wirauasaha.
1.4.        Alasan Pemilihan Judul
Alasan pemilihan judul laporan PKU “Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)” ini berdasarkan pengalaman yang sudah dilaksanakan selama Praktik Kerja Usaha (PKU) dan hasil yang di peroleh sebagai berikut :
1.     Secara teknis, budidaya tanaman mentimun relatif lebih mudah untuk di budidayakan baik dalam perawatannya maupun pemasarannya, sehingga dapat di budidayakan dalam skala kecil ataupun besar.
2.     Secara ekonomis, permintaan pasar terhadap mentimun cukup tinggi karena permintaan selalu ada terutama pada bulan-bulan tertentu, seperti perayaan hari-hari besar.
3.     Secara sosial, mentimun banyak mengandung gizi dan dapat di konsumsi langsung dalam keadaan segar sebagai lalapan, serta dapat digunakan sebagai bahan untuk perawatan kecantikan.
II.           PERENCANAAN KEGIATAN
2.1.        Persiapan Kerja Penagalaman (KP)
Sebelum melaksanakan kegiatan kerja pengalaman (KP) maka perlu di buat perencanaan kegiatan agar memudahkan dalam pelaksanaannya. Penulis terlebih dahulu melakukan survey langsung ke lapangan disertai pengarahan dan di lanjutkan ke petani yang berada di lapangan.
Adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan penulis selama berada di lokasi PKU antara lain :
1.    Teknik Produksi
1)    Penyiapan lahan
2)    Pengolahan tanah dan pembuatan guludan.
3)    Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam.
4)    Penyiapan benih.
5)    Penanaman.
6)    Pemeliharaan tanaman.
a.     pengairan
b.     penyulaman
c.     pembumbunan
d.     pemupukan susulan
e.     pemasangan turus
f.      pengikatan sulur tanaman
g.     pengendalian gulma (penyiangan)
h.     pengendalian hama dan penyakit
2.    Teknik Panen dan Pasca Panen
3.    Pemasaran Hasil
2.2.        Persiapan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM)
Selain melakukan Kerja Pengalaman (KP), penulis juga melakukan kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) yang merupakan kegiatan di luar kegiatan KP yang dilaksanakan oleh siswa bersama masyarakat sekitar.
Adapun rencana kegiatan IPM yang akan dilaksanakan penulis antara lain :
1.     Perkenalan dan silaturahmi
2.     Kegiatan di masyarakat
3.     Olahraga
4.     Perpisahan
III.         PELAKSANAAN
3.1.        Waktu dan Lokasi
Kegiatan Praktik Kerja Usaha (PKU) dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 10 September 2012 sampai dengan 10 November 2012. Komoditi yang diusahakan penulis di lokasi PKU adalah usaha budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
Adapun tempat dan lokasi pelaksanaan PKU budidaya tanaman mentimun terletak di wilayah :
Desa                                    : Karang Pawitan
Kecamatan                           : Karawang Barat
Kabupaten                            : Karawang
Letak lokasi PKU di wilayah ini cukup strategis karena dekat dengan jalan raya yang dapat menghubungkan ke berbagai tempat pemasaran hasil. Luas lahan yang di gunakan untuk budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2 atau 2 hektar, dengan keadaan geografi di tempat ini adalah :
Suhu udara                           : 290C
Curah hujan rata-rata            : 300mm/bulan
Keadaan dan jenis tanah        : berlempung dan berdraenase baik
Ph tanah                               : 6 – 7 pH
Topografi                              : Datar
Ketinggian tempat                 : 130 m2
Melihat data di atas, dapat di simpulkan bahwa lokasi PKU ini cocok untuk budidaya tanaman mentimun karena sesuai atau memenuhi syarat tumbuhnya. Selain itu lahan yang di gunakan di lokasi ini juga bekas tanaman padi, dengan demikian lahan PKU tersebut cocok untuk di tanami tanaman mentimun karena bukan bekas tanaman sefamili sehingga tidak terlalu besar volume hama dan penyakit yang menyerang.
3.2.        Kegiatan-kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis di lokasi PKU meliputi kegiatan Kerja Pengalaman (KP) yang berkaitan langsung dengan komoditi tanaman yang di usahakan dan kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) sebagai wujud partisipasi dengan masyarakat di sekitar di lokasi PKU.
3.2.1.    Kegiatan Kerja Pengalaman (KP)
Kegiatan Kerja Pengalaman (KP) yang dilaksanakan di lokasi praktik kerja usaha (PKU) meliputi kegiatan sebagai berikut :
1.     Teknik Produksi
2.     Penanganan Panen dan Pasca Panen
3.     Pemasaran Hasil
Mentimun atau ketimun atau timun ( Cucumis sativus L ) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan ( Cucurbiitaceae )  yang diduga berasal dari Asia Selatan yaitu India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. 

A.    TAKSONOMI TANAMAN MENTIMUN
Kedudukan tanaman mentimun dalam tatanama tumbuhan, diklasifikasikan Kedalam :
            Divisio               : Spermatophyta
            Sub-Divisio        : Angiospermae
            Kelas                : Dicotyledonae
            Ordo                 : Cucurbitales
            Family               : Cucurbitaceae
            Genus               : Cucumis
            Spesies                         : Cucumis Sativus L. 

B.    MORFOLOGI TANAMAN MENTIMUN
Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantara pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta berbuku-buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50cm - 250cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun.
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian ujung daun meruncing, serta tumbuh berselang seling keluar buku-buku (ruas) batang. Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar. Bunga mentimun berbentuk mirip terompet, mahkota bunganya berwarna putih atau kuning cerah. Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang, bentuk buah bulat panjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang berbintil-bintil ada pula yang halus. Warna kulitnya antara hijau keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap.
Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.
C.    KEGUNAAN TANAMAN MENTIMUN
Bagian tanaman mentimun yang paling banyak dijadikan bahan sayuran adalah buah muda. Buah mentimun muda dapat di buat acar, pencampuran lotek (gado-gado), asinan dll. Kegunaan mengonsumsi buah mentimun muda, selain menambah cita rasa makan juga mengandung gizi cukup tinggi untuk kesehatan tubuh, dan juga sering digunakan sebagai perawatan kecantikan. 

1.    Teknik Produksi
A.    Syarat Tumbuh
Sebelum melakukan budidaya pada tanaman mentimun, perlu diketahui syarat tumbuh yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Khususnya tanaman mentimun, dimaksudkan agar tanaman tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi serta berkembang dengan baik sehingga produksi hasilnya meningkat.
1)    Syarat Iklim
·         Daerah                                : Tropis - SubTropis
·         Ketinggian tempat                : 100 m2 – 900 m2
·         Sinar matahari                     : 90%
·         Kelembapan                        : 80% - 85%
·         Curah hujan                         : 200mm – 400mm/bulan
·         Suhu                                   : 210C – 300C
2)    Syarat Tanah
Tanah yang digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan penyakit serta memilki pH antara 6 – 7. Di tanam pada tanah bertekstur lempung yang baik draenasenya.
B.    Teknik Budidaya Tanaman Mentimun
1)    Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2 (2 Ha). Dengan tempat yang stategis dan akses air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.
2)    Pengolahan tanah dan Pembuaan Guludan
Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara di cangkul sedalam 30 cm, dengan menggunakan Tenaga Kerja Manusia. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan guludan dengan ukuran lebar 60 cm, panjang 30 m, tinggi 30 cm dan lebar parit adalah 80 cm. Setelah terbentuk guludan taburkan pupuk dasar Phonska 500 kg/Ha diatas guludan secara merata. Kemudian tutup pupuk tersebut dengan cara membalikan tanah sambil di gembur-gemburkan lalu guludan dirapihkan kembali.
3)    Pembuatan jarak tanam dan Lubang tanam
Setelah pengolahan lahan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran 30 cm x 140 cm (jarak dalam barisan x jarak antar guludan) dan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3 – 5 cm.
4)    Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun (Cucumis sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih yang baik :
·               Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
·               Besar biji seragam dan bernas
·               Daya kecambah tinggi > 85%
·               Resisten terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m2 (2 Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya 800 biji.
5)    Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem Tabela (Tanam Benih Langsung) di lahan pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun ke dalam lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos dengan dosis 500  kg/Ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 25 kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.
6)    Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis pada tanaman mentimun meliputi kegiatan :
a.     Penyiraman/Pengairan
b.     Penyulaman
c.     Pembumbunan
d.     Pemupukan susulan
e.     Pemasangan turus
f.      Pengikatan sulur tanaman
g.     Pengendalian gulma (penyiangan)
h.     Pengendalian Hama dan Penyakit
a.     Penyiraman/Pengairan
Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dan di leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat setelah penanaman sampai berumur ± 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi, dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih.
Sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan menggenangkan air ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada fase pembungaan dan pembuahan kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).
b.     Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya agar selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman perluas lahan.
c.     Pembumbunan
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara menambahkan tanah lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan pembumbunan yaitu agar tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakarannya kuat.
d.     Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif  maupun generatif.  Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.
e.     Pemasangan turus
Pemasangan turus lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah kanan dan kiri lubang tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penopang buah yang letaknya bergelantungan.
f.      Pengikatan sulur tanaman
Pengikatan sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman pada turus menggunakan alang-alang. Kegiatan ini dimaksudkan agar perambatan sulur tanaman mntimun teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya.
g.     Pengendalian gulma (penyiangan)
Setelah tanaman berumur ±18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput disabit lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah guludan. Tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi persaingan untuk mendapatkan unsur hara, serta agar tumbuh akar-akar baru pada tanaman mentimun.
h.     Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
a)    Oteng-oteng (Aulocophora similer Oliver)
-             Ciri-ciri              : Berapa kumbang daun kecil yang panjangnya  ±1 cm,bersayap warna kuning polos dan mengkilap.
-             Gejala               : Merusak dan memakan daging daun, sehingga
       daun bolong-bolong dan pada serangan berat daun akan tinggal tulang daunnya saja.
-       Pengendalian      : Dengan melakukan pergiliran tanaman. Waktu    tanam yang serempak (bersama) dan disemprot dengan insektisida seperti Confidor 50 WP dosis 2 bungkus/hektar (1 bks = 100gr) dalam satu kali penyemprotan.
b)    Ulat grayak (Spodoptera litura)
-        Ciri - ciri       : Ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan garis hitam melintang di bagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang tubuh di bagian samping disertai bintik hitam.
-       Gejala           : serangan ringan mengakibatkan daun-daun
       berlubangbekas gigitan ulat, sedangkan serangan berat
        dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
-    Pengendalian     :Sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman serta di semprot dengan menggunakan Atabron 50 EC dosis 1 botol/hektar (1 btl = 200 ml) dalam  satu kali penyemprotan.
c)     Tikus (Rattus-rattus Sp)
-         Ciri - ciri            : panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270mm - 370mm. Memakan segala jenis tanaman baik yang
       lahan pertanaman maupun yang di gudang, Aktif pada
       malam hari, Warna badan kelabu gelap, sedang bagian
       dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
-        Gejala                : terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang diserang.
-        Pencegahan        : dengan memasang plastik hama disekeliling lahan pertanaman.
-       Pengendalian        : dengan cara sanitasi lahan,dan disemprot dengan Koping plus dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
Penyakit
a)    Penyakit tepung (Powdery mildew)
-         Penyebab         : Cendawan Erysiphe cichoracearum DC
-         Gejala             : Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung. Kemudian berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati.
-      Pengendalian   : Secara kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut tanaman yang terserang cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
b)    Penyakit bercak daun bersudut
-             Penyebab           :  Bakteri Pseudomonas lachrymans carsner
-             Gejala             : Daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan bersudut-sudut karena dibatasi tulang-tulang daun dan pada buah akan menimbulkan busuk buah.
-   Pengendalian :  Dengan melakukan pergiliran tanaman serta di Semprot dengan mengggunakan Bactocyn 150 AL dengan dosis 1 botol/hektar dalam satu kali penyemprotan.
c)     Penyakit busuk buah
-             Penyebab           : Cendawan Rhizopus Sp
-             Gejala               : Terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit buah, kemudian membesar dan mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
-             Pengendalian      : Pengendalian secara kultur teknis dengan menghindari luka mekanis pada buah sewaktu dikebun maupun saat panen. Selepas panen,penanganan hasil berikutnya dilakukan secara hati-hati agar buah mentimun tidak memar, rusak atau luka-luka dan simpan dalam wadah yang bersih. Pengendalian secara kimia disemprot dengan Bactocyn 150 AL.
d)    Penyakit busuk daun (Downy mildew)
-             Penyebab           : Cendawan Pseudoperonospora
-             Gejala              : Pada daun terdapat bercak-bercak kuning bersudut. Bila keadaan cuaca lembab, pada sisi bawah bercak terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun yang diserang akan berubah menjadi coklat membusuk.
-             Pengendalian      : Memperbaiki draenase tanah, mengurangi kelembaban kebun dengan cara memperbaiki jarak tanam, dan  secara kimia disemprot dengan Sinon 70 WP (1 bks = 1kg) dosis 0,5 kg/hektar dalam satu kali penyemprotan.   


2.    Penanganan Panen dan Pasca Panen
1)    Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan setiap hari secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual menggunakan tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah berwarna hijau muda cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.
2)    Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi :
a.     Buah hasil panen dikumpulkan
b.     Penimbangan
c.     Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)

 3.    Pemasaran Hasil
Setelah dilakukan pemanenan, buah mentimun di jual langsung ke pedagang pengumpul (tengkulak) tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu produksi berkurang dan buah yang di hasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang dating ke kebun, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerugian. Jika digambarkan dalam rantai tata niaga adalah sebagai berikut :
Produsen – Pengepul – Pengecer Konsumen
3.2.2.    Kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM)
Jadwal Kegiatan Integrasi dan Partisipasi dengan Masyarakat (IPM) yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan PKU di lapangan dapat di lihat pada lampiran 2 halaman 39.
3.3. Analisa Usahatani dan Tataniaga
3.3.1. Analisa Usahatani
Sebelum menganalisa secara ekonomi tentang usaha dan tataniaga meneliti tanaman mentimun, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan data teknis budidayanya. Usaha ini berlangsung selama 1 MT (Musim Tanam) selama 2 bulan. Adapun data teknisnya adalah sebagai berikut :
-          Luas Lahan : 20.000 m2
Dari luas lahan tersebut kemudian dibuat guludan ukuran 30 m x 60 cm dngan lebar parit 80 cm. Lebar parit yag 80 cm tersebut bertujuan agar petani lebih mudah melakukan pemeliharaan tanaman.
-          Luas bedengan                    = panjang x lebar
= 30 m x 0,6 m
= 18 m2
            Karena jumlah guludan ada 667 guludan maka luas efektifnya  :
-          Luas efektif                         = 18 m2 x 667 guludan
= 12.006 m2
-          Jarak tanam                        = jarak dalam guludan x jarak antar   guludan
= 0,3 m2 x 1,4 m2
= 0,42 m2
-          Populasi tanaman                 = Lahan efektif  x bibit yang dipelihara
   Jarak tanam
= 12.006 m2 x 1
       0,42 m2
= 28.586 tanaman
-          Produksi total                       = 48.322 kg
-          Produksi rata-rata                = Produksi total
   Populasi tanaman
= 48.342 kg
   28.586 tanaman
= 1,7  kg/tananaman 

1.     Input
Input atau biaya adalah nilai-nilai korbanan ekonomis yang tidak dapat dihindari atau diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat diperkirakan  dan dapat di ukur untuk menghasilkan suatu produk.
Input total
= Biaya variabel total + Biaya tetap total
= Rp. 34.320.120 + Rp. 9.489.354,12
= Rp. 43.809.474,12
Berikut ini merupakan rincian biaya variabel total dan biaya tetap total yang dikeluarkan untuk membiayai usaha budidaya mentimun di lokasi PKU, dengan rincian sebagai berikut:
1.)   Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan besaran produksi. Adapun biaya variabel total pada usaha budidaya tanaman mentimun, meliputi :
a.     Sarana produksi                                                 = Rp. 18.123.000,-
b.     Tenaga kerja tidak tetap                                      = Rp. 14.030.000,-
c.     Biaya bunga modal pertanaman                          = Rp.   1.286.120,-
d.     Biaya lain-lain                                                    = Rp.      831.000,-
Jumlah biaya variabel total   =Rp. 34.320.120,-
2.)   Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya besar kecilnya tidak tergantung oleh besaran produksi. Adapun biaya tetap pada usaha budidaya mentimun meliputi :
a.     Biaya lahan                                                       =Rp. 7.200.000,-
b.     Biaya alat / bangunan                                         =Rp. 2.289.354,12,-
Jumlah biaya tetap total        =Rp. 9.489.354,12,- 

2.     Output
Output atau penerimaan adalah nilai seluruh hasil yang diperoleh dari suatu usaha (Rp). Output atau penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah total hasil panen dengan harga jual rata-rata.
Adapun penerimaan total dari usaha mentimun adalah : 

Produksi total                   = 48.322 kg    Output total     =Rp. 51.438.500,- 

3.     Pendapatan pengelola
Pendapatan pengelola atau keuntungan adalah nilai seluruh penerimaan tota dikurangi seluruh biaya produksi total.
            Pendapatan Pengelola           = Output total – Input total
                                                = Rp. 51.438.500 - Rp. 43.829.474,12
                                                             = Rp. 7.629.025,88,-
      Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tanaman mentimun menguntungkan, karena penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
            Pendapatan Keluarga
-          Pendapatan pengelola                                               = Rp. 7.629.025,88,-
-          Upah tenaga kerja keluarga tani                                = Rp.    350.000,-
-          Bunga modal milik sendiri                                         = Rp. 1.286.120,-
                        Jumlah total                                        = Rp. 9.265.145,88,- 

4.     O/I Ratio
Dengan o/i ratio ini kita dapat mengetahui perbandingan antara besarnya biaya dengan besarnya  penerimaan yang akan diperoleh. Dengan demikian, maka kita dapat mengatur berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk memodali agribisnis tersebut.
  Bila o/i ratio
-          o/ i > 1, maka usaha tersebut untung
-          o/i  = 1, maka usaha tersebut tidak untung tidak rugi
-          o/i  < 1, maka usaha tersebut rugi 

O/I Ratio Mentimun
            = Output total
            Input total
            = Rp. 51.438.500,-
            Rp. 43.809.474,12,
            = 1,17
Karena nilai o/i ratio =  > 1, maka usaha tani tersebut adalah menguntungkan, artinya dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,17. 

5.     Break event point (BEP) / Titik impas
Penggunaan analisa BEP adalah untuk mengetahui dan mengatur beberapa :
-          Harga jual
-          Biaya tetap dan biaya variabel
-          Penerimaan dan keuntungan
-          Volume produksi dan volume penjualan, serta
-          Luas lahan atau skala usaha
1.)   BEP Produk
BEP Produk digunakan untuk mengetahui titik impas produksi (kg) dari produksi total (kg) yang dihasilkan dari suatu agribisnis.
BEP Produk :
= Biaya tetap total
    Harga jual – Biaya variabel satuan
=        Rp. 9.489.354,12
    Rp. 1.064,49/kg – Rp 710,24
= Rp. 9.489.354,12
      Rp.  354,25
= 26.787,16 kg
Dari hasil analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil sebagai berikut :
-          BEP Produk                    = 26.787,16 kg
-          Produksi total                 = 48.322 kg
Artinya dari produksi total mentimun sebanyak 48.322 kg, sudah tercapai titik impas pada produksi 26.787,16 kg.
2.)   BEP Nilai
BEP Nilai digunakan untuk mengetahui titik impas nilai hasil (Rp) dari seluruh jumlah nilai (Rp) yang dihasilkan dari suatu agribisnis.
                 BEP Nilai :
=    Biaya tetap total
1-    Biaya variabel satuan
              Harga jual
                  =    Rp. 9.489.354,12
1-    Rp. 710,24
   Rp 1.064,49/kg
=    Rp. 9.489.354,12
1      -     0,7
=    Rp. 9.489.354,12
                 0,3
=    Rp. 31.631.180,4,-
Dari analisa dan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil sebagai berikut :
-          BEP Nilai           = Rp. 31.631.180,4,-
-          Nilai total           = Rp. 51.438.500,-
Artinya dari penerimaan total mentimun sebanyak Rp. 51.438.500,- sudah tercapai titik impas penerimaan sebesar Rp. 31.631.180,4,-
3.3.2. Analisa Tataniaga
            Analisa tataniaga digunakan unuk mengetahui mata rantai tataniaga mentimun yang dilakukan petani dan para pelaku ekonomi lainnya, juga untuk mengetahui beberapa biaya pemasaran mentimun yang dikeluarkan petani. Hasil panen menimun dijual ke pedagang  pengumpul tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu pada saat produksi berkurang dan buah yang dihasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang datang ke kebun. Atau melalui rantai tataniaga seperti telah dijelaskan sebelumnya
IV.          MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1.        Masalah
            Masalah yang dihadapi penulis selama melaksanakan PKU Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) yaitu :
1.       Penyakit Bercak Daun yang menyerang daun muda dan tua.
2.       Gulma yang tumbuh pada sekitar tanaman.
3.       Keadaan cuaca yang tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman mentimun.
4.2.        Pemecahan Masalah
            Pemecahan masalah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.     Untuk penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran tanaman serta di semprot dengan Bakterisida Bactocyn 150 AL.
2.     Untuk gulma dapat dilakukan dengan cara memakai MPHP.
3.     Untuk keadaan cuaca dilakukan dengan cara tidak menanam mentimun pada saat cuaca extrim (cuaca tidak mendukung).
V.            PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA
            Prospek pengembangan usaha tanaman mentimun (Cucumis sativus L) semakin hari semakin baik pemasarannya karena buah mentimun banyak digemari oleh masyarakat luas. Budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah untuk dibudidayakan karena tanaman mentimun memiliki daya adaptasi yang tinggi baik di daratan rendah maupun daratan tinggi serta hasil produksi yang banyak.
            Buah mentimun pun mempunyai peranan yang cukup besar terhadap peningkatan pendapatan maupun tarap hidup petani dan pelengkap kebutuhan pangan masyarakat. Yang membuat petani mempunyai prospek peluang pasar sangat cerah dan terbuka lebar bagi setiap petani khususnya petani mentimun.
            Bahkan pada saat ini mentimun tidak hanya dipakai sebagai lalaban, tetapi dapat juga dijadikan bahan baku acar dan salad. Dan dapat dijadikan campuran bahan dasar kosmetik. Dari uraian di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa tanaman entimun memiliki pengembangan usaha yang cukup luas karena selain menguntungkan bagi petani dalam pemasarannya juga bagi para pengusaha acar, salad, kosmetik dan lain-lain.
VI.      KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
            Dari hasil pelaksanaan kegiatan PKU komoditi tanaman mentimun dapat disimpulkan bahwa :
1.  Secara teknis, mentimun merupakan tanaman mudah dibudidayakan, karena tidak memerlukan perlakuan secara khusus hanya memerlukan keuletan dan ketelitan.
2.  Secara ekonomi, dilihat dari analisa usaha budidaya tanaman mentimun cukup menguntungkan apabila dijadikan usaha.
3.  Secara sosial, mampu menyerap tenaga kerja, dan juga mampu meningkatkan nila gizi bagi masyarakat.
6.2. Saran
            Dari beberapa kesimpulan diatas, penlis mencoba memberikan saran terhadap pelaksanaan usaha budidaya tanaman mentimun, antara lain : 
1.     Walaupun secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan, namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu mengandalkan pengendalian secara kimiawi. 
2.     Walaupun secara ekonomis para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untung ruginya suatu usaha 
3.     Walaupun secara sosial usaha budidaya tanaman mentimun bermanfaat bagi masyarakat, namun terlebih dahulu perlu diberikan pengarahan tentang budidaya tanaman mentimun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Endah lestari, Cucu.2010.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Haerunisa.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Nakim.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”. Karawang.
Rukmana, Rahmat.1996.”Budidaya mentimun”. Kanisius : Yogyakarta.
 
 
SUMBER :http://puskoptankarawang.blogspot.com/2013/01/budidaya-tanaman-mentimun.html#.UyEE3s7Dsp8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan pernah melalui jalan yang sama karena kamu tidak akan menemukan sesuatu yang baru Aziz Mukhroni